Minggu, 04 Januari 2009

CINTA TERKEMBANG MENJADI KATA

Selalu begitu, cinta selalu membutuhkan kata, tidak seperti perasaan-perasaan lain, cinta membutuhkan kata lebih dari apapun. Maka ketika cinta terkembang dalam jiwa tiba-tiba kita merasakan sebuah dorongan yang tak terbendung untuk menyatakannya. Sorot tak sanggup menyatakannya…

Tidak mungkin memang, dua bola mata kita terlalu kecil untuk mewakili semua makna yang memuncak dilaut jiwa saat badai cinta datang. Mata hanya sanggup menyampaikan sinyal pesan bahwa badai dilaut jiwa itu menggelora. Hanya itu, sebab cinta adalah gelombang makna-makna yang menggores langit hati, maka jadilah pelangi, goresannya kuat dan warnanya terang, paduan rumit, tapi nyata begitu indah…

Itulah sebabnya ada surat cinta, ada cerita cinta, ada puisi cinta, ada lagu cinta, semuanya adalah kata, walaupun tidak semua kata mampu mewakili gelombang makna-makna cinta, tapi badai itu harus diberi kanal, biar mengalir sampai jauh. Cinta membuat makna-makna itu jadi lebih nyata dalam rekaman jiwa kita. Bukan hanya itu, cinta bahkan menyadarkan kita pada wujud-wujud lain disekitar kita, langit, laut, gunung, padang rumput, tepi pantai, gelombang, purnama, matahari, senja gelap malam, cerah pagi, taman bunga, burung-burung,…tiba-tiba semua wujud itu menjdai bagian dari kehidupan kita….tiba-tiba semua semua wujud itu menjadi kata setia menjelakan perasaan-perasaan kita….tiba-tiba semua wujud itu berubah menjadi metafora-metafora yang memvisualkan makna-makna cinta. Itu sebabnya para pencinta selalu berubah menjadi sastrawan atau penyair atau penyanyi…..atau setidaknya menyukai karya-karya para satrawan, menyukai puisi, atau mau belajar melantunkan lagu. Bukan karena ia percaya bahwa ia akan benar-benar menjadi sastrawan atau penyair atau bahkan penyanyi berbakat,,,…tetapi semata-mata ia tidak kuat menahan gelombang makna-makna cinta….

Cinta membuat jiwa kita halus dan lembut….makna semuanya lahir dari kehalusan dan kelembutan itu juga makna-makna yang halus dan lembut…hanya katalah yang dapat mengurainya, menjamahnya perlahan-lahan sampai ia tampak terang dalam imajinasi kita.

Aku ingin mencintaimu….

Dengan cara yang sederhana…..

Seperti kayu kepada api yang menjadikannya debu……

Aku ingin mencintaimu ………

Dengan cara yang sederhana…..

Seperti awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar